Di bawah lindungan cadar dan busana panjangnya, seorang ibu rumah tangga di Tangerang Selatan hidup dengan belasan anjing. Anjing-anjing itu ia rawat, ia besarkan, dan ia obati ketika didera lara. Namanya Hesti Sutrisno (38). Mendengar apa yang dilakukan ibu 2 anak itu tentu mengundang tanya besar dalam benak.
Bagaimana bisa? Bukankah anjing adalah binatang yang selama ini terkesan 'dihindari' oleh umat Islam. Apalagi Hesti yang menutup sebagian wajahnya dengan cadar.
Ya, itu memang terjadi. Hampir tiga tahun sudah, Hesti dan keluarganya berbagi tempat tinggal dengan belasan anjing liar itu. Gonggongan, kotoran, dan ulah para anjingnya tak serta merta membuat kehidupan Hesti terusik.
Bagaimana bisa? Bukankah anjing adalah binatang yang selama ini terkesan 'dihindari' oleh umat Islam. Apalagi Hesti yang menutup sebagian wajahnya dengan cadar.
Ya, itu memang terjadi. Hampir tiga tahun sudah, Hesti dan keluarganya berbagi tempat tinggal dengan belasan anjing liar itu. Gonggongan, kotoran, dan ulah para anjingnya tak serta merta membuat kehidupan Hesti terusik.
Ia menikmati kehidupannya dengan beberapa anjing tersebut. Kasih sayang adalah rasa yang dialirkan Hesti kepada binatang-binatang yang sempat bernasib malang tersebut. Memang malang, semua anjing di rumah Hesti ia temukan saat telantar di jalanan dan berbagai tempat lainnya.
"Pada 2015 akhir atau 2016 gitu, itu sebenarnya John (nama anjing yang pertama Hesti temukan) pertama kali saya nemu. Dia itu kelaparan, dia suka makanin sampah, ada di rumah kosong. Terus suka makanin sepatu. Itu saja awalnya, ngasih makan takut saya padahal ditemani tetangga," cerita Hesti saat berbincang santai dengan kumparan (kumparan.com) di kediamannya, Sabtu (24/3).
Waktu terus berjalan, Hesti menyimpulkan bahwa John adalah anjing yang baik. Ia penurut dan tak menyerang saat diberi makan. Alhasil, Hesti memboyong anjing berwarna hitam legam itu ke rumahnya. Kala itu, rasa cinta Hesti pada John belumlah hadir sepenuhnya.
"Sebenarnya John sudah dari kecil di sini, tapi saya terbuka hatinya pas John sudah besar. Allah kehendaki untuk peduli dengan anjing itu pas John sudah besar itu," tutur perempuan kelahiran Jakarta itu.
Hesti pada dasarnya memang bukan pecinta anjing. Keputusannya memboyong John adalah murni karena ingin menolong semata. Setelah memboyong John, puluhan anjing malang lain ia temukan dan ia bawa ke rumah. Salah satunya adalah Goovi, anjing yang Hesti sebut paling galak di rumahnya.
Meski galak, Goovi adalah salah satu anjing kesayangan Hesti selain John. Ia tidak akan menyerahkan kedua anjing tersebut jika ada orang yang hendak mengadopsi mereka suatu saat.
"Kalau yang lain enggak apa-apa, tapi kalau John, Goovi dan Sweety nggak saya kasih (diadopsi)," kata Hesti. Bagi Hesti, merawat belasan anjing di rumah tak membuatnya mengalami kesulitan berarti. Meski kadang anjing-anjing tersebut menjilati jubah panjangnya, menciumnya, dan mengejarnya.
"Saya enggak hobi, saya memberi tempat kepada mereka. Enggak setiap hari saya pegang, jadi enggak ada masalah, saya enggak merasa ribet," sebut Hesti.
Merawat belasan anjing tentunya membuat Hesti membutuhkan banyak biaya untuk perawatannya. Terlebih lagi, ia dan suaminya juga merawat kucing, bebek, ayam, dan juga burung. Tetapi, perempuan bercadar itu selalu yakin dengan pertolongan Tuhannya. Dia juga tidak pernah menghitung biaya yang dihabiskan untuk merawat hewan-hewan itu.
"Dari pengalaman waktu-waktu itu, Allah jamin semua makhluknya, tinggal saya ikhlas enggak tempat saya ditumpangin mereka. Saya enggak ngehitung tiap bulan. Kayaknya enggak ikhlas kalau dihitung. Kalau ditanya saya enggak tahu. Yang penting mereka kenyang," jelas Hesti.
Kini, dua bulan sudah Hesti mencoba peruntungan dengan berbisnis keripik singkong. Beberapa hari dalam seminggu dia pergi ke Bogor untuk memproduksi singkong-singkong asli Bogor.
Ia jual olahan singkong itu dan sebagian hasilnya ia gunakan untuk menghidupi para anjing-anjing tersebut.
Kedatangan beberapa anjing ke rumah, sempat membuat anak-anak Hesti takut. Ya, anjing adalah hewan yang terus menggonggong kencang. Sementara, anak Hesti kala itu belum genap berusia 10 tahun.
Namun, anjing-anjing malang itu justru kemudian menjadi sahabat bagi anak kembar Hesti, Ayunda dan Arinda. Keduanya tak takut bersentuhan dengan anjing meski teman sekolahnya kadang menyebut anjing adalah binatang najis.
Hesti mengakui bahwa air liur anjing adalah barang najis di hukum agamnya. Tapi, ia menyebut, bukan berarti hal itu membuatnya harus menjauhi anjing. Tuhan telah menciptakan cara supaya bisa 'berdamai' dengan najis itu.
"Saya gini saja, agama Islam itu mudah. Segala sesuatu yang ada itu Allah beri kemudahan, seperti air liur anjing itu kan najis, tapi Allah kasih cara mensucikannya seperti apa. Mungkin kalau enggak kasih cara mensucikannya saya juga enggak akan berani. Tapi kan Allah sudah kasih caranya, jadi enggak ada yang perlu saya khawatirkan, " terang Hesti.
Terkadang, banyak orang meragukan keislaman Hesti karena bergaul dengan banyak anjing. Tetapi, ia tetap bersikukuh, hanya Tuhanlah yang berhak menilai. Yang pasti, Hesti sudah mensucikan diri kala terkena air liur anjing-anjingnya. Segala tentang hidup dan apa yang dia lakukan telah dipasrahkan pada sang Ilahi.
0 Response to "Menurut Netizen bolehkah secara agama apa yg dilakukan wanita ini,Ini Hesti, Wanita Bercadar yang Pelihara 11 Anjing"
Posting Komentar