Pekanbaru -
Riau memiliki wilayah kantong harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang cukup banyak. Namun kondisi habitat harimau itu juga tak terlepas ancaman alih fungsi kawasan hutan.
Di Riau, saat ini lagi hangat perbincangan harimau liar yang diberi nama Bonita menyerang warga. Korbannya dua orang tewas. Keduanya adalah Jumiati dan Yusri. Diketahui, Jumiati tewas pada 3 Januari tahun ini dan Yusri tewas pada 10 Maret tahun yang sama. Lokasi konflik ini terjadi di Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Lantas di mana saja kantong harimau Sumatera di Bumi Lancang Kuning, Riau? Ada empat kantong terbesar habitat puncak predator itu. Satu di antaranya adalah tempat tewasnya Jumiati dan Yusri.
Di Riau, saat ini lagi hangat perbincangan harimau liar yang diberi nama Bonita menyerang warga. Korbannya dua orang tewas. Keduanya adalah Jumiati dan Yusri. Diketahui, Jumiati tewas pada 3 Januari tahun ini dan Yusri tewas pada 10 Maret tahun yang sama. Lokasi konflik ini terjadi di Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Lantas di mana saja kantong harimau Sumatera di Bumi Lancang Kuning, Riau? Ada empat kantong terbesar habitat puncak predator itu. Satu di antaranya adalah tempat tewasnya Jumiati dan Yusri.
"Lokasi konflik di Pelangiran, Inhil, itu adalah bagian kantong harimau
di Riau. Menurut saya, kedua warga dan harimau Bonita juga korban dari
alih fungsi lahan di kawasan tersebut," kata aktivis World WideFund for
Nature (WWF) Indonesia di Riau, Soemantri alias Abeng, dalam
perbincangan dengan detikcom, Rabu (14/3/2018).
Abeng selaku aktivis yang membidangi masalah harimau Sumatera, menyebutkan harimau di Pelangiran merupakan satu kawasan dengan hutan suaka margasatwa Kerumutan. Kawasan hutan Kerumutan ini terbentang dari Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu (Inhu), sampai ke Inhil.
"Jadi hutan Kerumutan itu adalah satu di antara tiga kantong terbesar harimau Sumatera yang ada di Riau. Hanya, kawasan hutan Kerumutan sudah banyak beralih fungsi," kata Abeng.
Selain kawasan hutan Kerumutan, lanjut Abeng, kantong harimau kedua ada di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT). Secara administrasi, wilayah TNBT ada di Kabupaten Inhu dan Inhil berbatasan dengan Jambi. Lokasi ini juga merupakan habitat harimau Sumatera.
"TNBT merupakan kantong harimau Sumatera, yang juga kondisi hutannya sudah tak ramah lagi untuk satwa buas itu," kata Abeng.
Kantong harimau yang ketiga, kata Abeng, ada di hutan suaka margasatwa Rimbang Baling. Lokasi ini berada di Kabupaten Kampar dan Kuantan Singingi. Kawasan hutan di sana juga tak luput dari ancaman alih fungsi lahan.
Abeng selaku aktivis yang membidangi masalah harimau Sumatera, menyebutkan harimau di Pelangiran merupakan satu kawasan dengan hutan suaka margasatwa Kerumutan. Kawasan hutan Kerumutan ini terbentang dari Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu (Inhu), sampai ke Inhil.
"Jadi hutan Kerumutan itu adalah satu di antara tiga kantong terbesar harimau Sumatera yang ada di Riau. Hanya, kawasan hutan Kerumutan sudah banyak beralih fungsi," kata Abeng.
Selain kawasan hutan Kerumutan, lanjut Abeng, kantong harimau kedua ada di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT). Secara administrasi, wilayah TNBT ada di Kabupaten Inhu dan Inhil berbatasan dengan Jambi. Lokasi ini juga merupakan habitat harimau Sumatera.
"TNBT merupakan kantong harimau Sumatera, yang juga kondisi hutannya sudah tak ramah lagi untuk satwa buas itu," kata Abeng.
Kantong harimau yang ketiga, kata Abeng, ada di hutan suaka margasatwa Rimbang Baling. Lokasi ini berada di Kabupaten Kampar dan Kuantan Singingi. Kawasan hutan di sana juga tak luput dari ancaman alih fungsi lahan.
Habitat harimau yang keempat, kata Abeng, adalah kawasan hutan Sinepis yang ada di kawasan Pemkot Dumai dan Rokan Hilir (Rohil). Lagi-lagi, kantong harimau ini juga terancam oleh perambahan kawasan hutan untuk perkebunan.
"Jadi ada empat kantong terbesar harimau Sumatera itu. Ada di hutan Kerumutan, hutan Senepis, hutan Rimbang Baling, dan TNBT," kata Abeng.
Walau demikian, bukan berarti kawasan lainnya tidak memiliki harimau. Sebaran hutan yang ada di Riau juga diyakini masih ada harimau lainnya. Hanya, jumlahnya dinilai masih lebih banyak di empat kantong harimau tersebut.
"Kalau jumlah, kita belum bisa memastikan secara rinci. Tapi yang jelas, harimau Sumatera kondisinya juga terancam, baik dari segi habitat yang terus menyempit maupun akibat konflik dengan masyarakat," tutup Abeng.
0 Response to "Bonita Binasakan 2 Orang, Ini 4 Kantong Harimau Sumatera di Riau"
Posting Komentar